Selamat Datang di Dunia olient_online

Selamat Datang di Dunia Mini olient_online

Jumat, 11 Januari 2013

Menejemen Problem


            Dalam dinamika hidup sehari-hari, tentu kita tidak akan pernah bisa luput dari yang namanya masalah. Logikanya, semakin bertambah usia kita, semakin banyak dan beragam pula masalah yang mendera. Ketika masalah itu semakin banyak, maka semakin tangguh kita dalam menghadapinya.
            Hidup ibarat berselancar di laut samudera nan luas. Sementara problem atau masalah ibarat ombak. Tergantung kita mampu manaklukkannya atau justru digulung oleh kedahsyatannya? Masalah merupakan keniscayaan yang tak terbantah bagi setiap insan. Tak peduli orang baik atau buruk, beriman atau tidak. Jangan pernah berpikir ketika kita telah sungguh-sungguh beriman dan bertaqwa kepada-Nya serta berbuat baik kepada sesama maka akan dijauhkan dari ujian dan masalah. Allah Swt. telah mewanti-wanti dalam salah satu firman-Nya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut : 2). Kemudian apa tujuan dari itu? “(Dia) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Mulk : 2).
            Mau tidak mau, suka tidak suka kita harus siap berjuang menghadapi masalah. Karena sebagaimana kata orang bijak, hidup ini masalah, maka orang yang merasa tak punya masalah, patut dicurigai bahwa orang itu bermasalah. Tanpa masalah masa depan tak akan cerah. Tanpa masalah hidup tak akan indah. Hanya orang-orang bijak dan sabar yang mampu mengarunginya. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqoroh : 155).
Orang-orang yang cerdas dan bijak akan menghadapi suatu masalah dengan lapang dada dan penuh penghayatan. Masalah dijadikan sebagai tantangan dan rintangan yang kelak menjadikannya semakin kuat dan tahan banting. Maka lihatlah kehidupan mereka yang indah dan menyenangkan. Karena, masalah dihadapinya dengan jantan dengan mendayagunakan logika akal dan tuntunan agama. Masalah besar mereka sederhanakan, sementara masalah kecil mereka tiadakan.

           Di sisi yang berbeda, orang-orang yang berpikiran cupet, masalah menjadi sesuatu yang menakutkan. Mereka cenderung berpikiran pendek dalam menghadapinya. Maka orang yang demikian akan terus ditindas oleh masalah. Bahkan tak sedikit dari mereka yang sampai mengakhiri hidupnya hanya gara-gara masalah yang kadang sangat sepele.
            Masalah bisa jadi besar juga bisa jadi sederhana. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Yang paling pokok, janganlah pernah lari dari masalah. Karena justru akan menjadikan masalah kita bertambah. Kata orang bijak, jangan masalah yang kau cari, tapi bila bertemu masalah jangan lari. Allah menurunkan cobaan atau masalah sudah pasti beserta solusinya. Dan Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya. Maka hadapilah semua dengan senyuman sebagai dalam sebuah lirik lagu :
Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja
            Lalu, bagaimana seharusnya mengolah suatu masalah agar mampu kita taklukkan ?
Pertama, mengalami. Semisal kita mengalami masalah dengan nilai pelajaran. Nilai yang kita peroleh saat ini sangat jelek dan terancam tidak naik kelas apabila pada ujian akhir nanti tidak mampu lebih baik dari nilai yang sekarang. Kemudian kita menjadi ketakutan dan kebingungan memikirkan hal tersebut.
Kedua, mengungkapkan. Maksudnya adalah mengungkapkan masalah-masalah kita kepada orang lain. Kita share kepada teman-teman, guru, orang tua atau orang terdekat kita agar menjadi lega dan dari situ kita mendapatkan solusi. Mengungkapkan ini juga bisa kita artikan memunculkan masalah-masalah untuk kita analisa atau telaah sendiri. Misalnya kita meminta kiat-kiat khusus kepada bapak wali kelas agar mampu memperbaiki nilai.
Ketiga, mengolah. Mengolah ini bisa kita lakukan dengan analisa masalah. Misalkan nilai kita minus pada ujian cawu kedua. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk keluar dari masalah ini? Apa saja yang harus kita lakukan pertama kali agar bisa memperbaiki nilai? Pertama kita harus mengevaluasi diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengevaluasi nilai-nilai pelajaran kita. Sudah baikkah diri kita? Sudah baikkah jiwa kita? Dikatakan bahwa ‘al-ilmu nurun’ yang artinya ilmu adalah cahaya. Sedangkan cahaya hanya terdapat pada orang-orang yang berhati bersih dan berjiwa mulia. Sekarang, sudah layakkah kita mendapatkan cahaya tersebut, sedangkan kita masih terus melakukan hal-hal yang semestinya tidak boleh kita lakukan. Misalnya kita adalah seorang santri, maka sudahkah kita menjiwai sebagai seorang santri? Layakkah kita disebut seorang santri? Apakah kita telah melakukan apa-apa yang seharusnya dilakukan seorang santri? Dan hal-hal seperti itulah yang harus kita pikirkan. Setelah itu barulah kita mengevaluasi pelajaran dan nilai-nilai kita. Kita putuskan untuk merancang atau menambah jam belajar dan beristiqomah dengan keputusan tersebut.
Keempat, menyimpulkan. Setelah kita melakukan tahap pengolahan dengan menganalisa masalah dan menelaah, kita bisa menarik kesimpulan. Semisal kita harus mempertebal iman kita. Kita harus semakin memperbanyak ibadah kita kepada Allah. Barulah menjalankan rutinitas belajar kita dengan lebih intensif. Pepatah mengatakan, ‘ora et labora’ yang artinya ‘belajar dan berdoa’.
Kelima, menerapkan. Setelah melalui proses demi proses sebagaimana di atas, maka kita bisa menerapkan pada kehidupan kita selanjutnya. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kali dalam masalah yang sama. Sebuah pepatah berkata, ‘janganlah kamu jatuh di lubang yang sama’. Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari besok lebih baik dari hari ini.
            Kawan, mari kita hadapi hidup ini dengan segudang senyum, dengan segudang kekuatan, dengan segudang kemampuan. Yakinlah selalu bahwa kita bisa. Maka, tidak ada gunanya berputus asa. Hidup ini indah, hidup ini mudah. Maka janganlah dipersulit. Asalkan kita berpegang teguh pada iman, Islam dan ihsan niscaya hidup ini akan terasa indah untuk dinikmati. Yang paling penting janganlah keluar dari koridor Al-Qur’an dan Al-Hadis, agar kita senantiasa memperoleh kebahagiaan yang hakiki. Selamat berjuang untuk meraih kemenangan. Kemenangan berada di depan mata asalkan kita mau mengejarnya. Selamat berjuang!!!

Kajen, pojok bangku Mathali’ul Falah. Tulisan ini disusun ketika masih menduduki kelas II Aliyah C Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen.

Tidak ada komentar :