Alquran
melukiskan pertamanan surga sebagai sebuah tempat yang sangat indah. Saking
indahnya sampai-sampai dikatakan dalam sebuah hadis bahwa itu merupakan
kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, telinga mendengarnya dan tidak
pernah terlintas dalam lubuk hati manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa surga
merupakan puncak daripada kenikmatan yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya.
Beberapa
ayat Alquran hanya menggambarkan bahwa disana terdapat pepohonan dan gedung
istana yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Semua pribadi berhasrat untuk
menikmatinya dan semua mata merasa tentram melihatnya. Disana telah dihidangkan
rizki yang kekal dan berbagai buah-buahan yang menggiurkan, yang mana jika dimakan
tidak membosankan. Kelezatan yang dirasakan bukannya semakin berkurang
melainkan bertambah dari satu hidangan ke hidangan yang lain.
Kenikmatan yang demikian itu hanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Yaitu
orang-orang yang bertakwa dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Mereka itulah orang-orang yang bersyukur atas segala nikmat yang
Allah berikan dengan mempergunakan nikmat sebagaimana mestinya. Dan merika
itulah orang-orang yang selalu diliputi sifat-sifat terpuji.
Surga
yang hakiki hanya dapat dinikmati setelah hari kiamat nanti. Mungkinkah kita
dapat merasakan kenikmatan-kenikmatan surgawi di alam dunia ini dengan
menghadirkannya di rumah kita, istana yang kita singgahi sehari-hari?
Tentu menikmati
taman-taman surga yang hakiki di rumah kita tidak akan pernah kita rasakan.
Hanya saja kita dapat menghadirkannya dalam bentuk ciri-cirinya yang lain, yang
dapat kita terjemahkan dalam bahasa kenikmatan dunia. Seperti apakah ciri-ciri
penghuni surga itu, dan bagaimana kita dapat menciptakannya dalam rumah kita? Sehingga
setiap penghuni rumah, baik ayah, ibu, anak-anak selalu merasa damai di
dalamnya. Damai itulah yang menjadi cita-cita sebuah keluarga, yang dalam
bahasa Alquran diistilahkan dengan keluarga sakinah. Keluarga yang dimana
setiap anggotanya merasa damai, tenang dan nyaman ditengah-tengah keluarga.
Menghadirkan ciri-ciri surga dalam rumah kita tidak
lantas diartikan dengan mewujudkannya dalam bentuk rumah yang mewah, yang di
dalamnya terdapat kolam serta perabotan yang mewah pula. Karena, apa artinya mewah
jika hati para penghuninya tidak merasakan kedamaian di dalamnya. Dalam salah
satu ayat Allah swt mengungkap ciri-ciri penghuni surga:
ادْخُلُوهَا بِسَلاَمٍ ءَامِنِينَ
(Dikatakan
kepada mereka):"Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman". (QS. Al-Hijr: 46)
Meraih perasaan sejahtera
lagi aman di dalam rumah dapat kita wujudkan melalui hal-hal berikut:
Pertama, sejahtera.
Yaitu tercukupinya kebutuhan dari setiap anggota keluarga. Seorang ayah bertanggung
jawab untuk mencari nafkah. Seorang suami harus bersungguh-sungguh dalam
mencari nafkah, dan sangat berdosa jika ia melalaikan kebutuhan keluarganya.
Allah swt tidak membatasi hamba-Nya dalam mengais rizki, apapun dan dari
manapun itu asalkan diperoleh dari cara yang halal maka tidak ada larangan
baginya. Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda:
"Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu
bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta
kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya". (HR. Bukhori)
Kedua,
rasa aman. Selayaknya kedua orang tua
memberika rasa aman bagi penghuni rumah, baik bagi dirinya sendiri maupun buah
hatinya. Rasa aman di sini bisa diwujudkan dalam banyak aspek. Misalnya
menciptakan kerukunan antar individu penghuni rumah, juga kerukunan antar
tetangga yang sehingga dengan itu tidak ada permusuhan di antara mereka. Penghuni surga sebagaimana terekam dalam al-Quran, mereka
saling menyapa satu sama lain dengan ucapan yang lembut, tidak memicu
permusuhan, tidak ada rasa dendam, dan mendoakan untuk kesejahteraan satu sama
lain. Allah swt berfirman:
لاَيَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا
وَلاَتَأْثِيمًا {25} إِلاَّ قِيلاً سَلاَمًا سَلاَمًا {26}
(25) “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang
sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa (26) akan tetapi mereka
mendengar ucapan salam” (QS. al-Waqi’ah:
25-26)
Dalam konteks agama, rasa aman diwujudkan dengan mengajari seluruh penghuni
rumah untuk mengamalkan ajaran agama dengan tujuan agar kelak memperoleh rasa
aman dari siksaan api neraka.
Pada intinya, taman-taman surga ialah pernak-pernik rumah
yang dibangun karena Allah. pernak-pernik di sini bisa berarti materi rumahnya
ataupun perilaku penghuninya. Mewujudkan taman-taman yang indah tidak meniscayakan
pada masalah ekonomi yang bersifat tehnis, tapi lebih kepada spiritual. Apalah
artinya kekayaan jika tanpa dibarengi dengan kesyukuran pada Dzat Yang Maha
Kaya. Maka orang yang kaya ialah orang yang merasa cukup dengan apa yang
dinikmatkan Allah kepadanya dengan senantiasa bersyukur kepada-Nya. Maka sekaya
apapun jika ia masih merasa kurang dan berambisi untuk menambah pundi-pundi
uang tanpa adanya wujud syukur maka ialah sejatinya orang miskin.
Demikianlah cara menciptakan taman-taman surga dalam
rumah kita. Setiap kebiasaan positif dari penghuni rumah hendaknya dilakukan
berulang-ulang agar melekat dan menjadi karakter tiap anggota keluarga. Sebaliknya,
kebiasaan buruk segeralah disingkirkan dan dibuang jauh-jauh dari tiap pribadi
penghuni rumah. Mereka saling mengingatkan, serta menasehati. Tidak apa seorang
anak mengingatkan orang tua sepanjang itu untuk kebaikan. Sebaliknya orang tua
juga mau menerima segala kebaikan yang datang untuknya. Dengan begitu tercipta
kerukunan, keharmonisan, dan ruh surga akan selalu menaungi rumah kita. Amin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar