Selamat Datang di Dunia olient_online

Selamat Datang di Dunia Mini olient_online

Senin, 03 Agustus 2015

Merawat Kedisiplinan


        Islam tidak hanya mengajarkan syariat yang dibawa oleh baginda Rasulullah saw, tetapi juga menanamkan nilai-nilai universal yang sejalan dengan Al Quran dan Hadis, diantaranya spirit kedisiplinan. Disiplin merupakan salah satu pintu meraih kesuksesan. Dalam banyak kisah displin menjadi perilaku sehari-hari para pemimpi yang sukses mewujudkan impiannya. Kepakaran dan ketinggian ilmu seseorang tidaklah berarti jika tidak dibarengi dengan budaya disiplin. Sebaliknya, banyak orang yang tingkat ilmunya biasa-biasa saja tetapi berhasil mencapai kesuksesan luar biasa, berkat praktik disiplin dalam hidupnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan. Ketaatan berarti kesediaan hati secara tulus untuk menepati setiap peraturan yang sudah dibuat dan disepakatibersama. Orang hidup memang bukan untuk peraturan, tetapi setiap orang pasti membutuhkan peraturan untuk memudahkan urusan hidupnya.
            Merujuk pada definisi di atas maka perintah agar manusia menaati Allah swt, Rasu-Nya, dan pemimpin, mengisyaratkan nilai-nilai kedisiplinan yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً 
“Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa’: 59)
Ayat di atas kiranya menegaskan akan arti disiplin dalam urusan ibadah maupun pemerintahan. Contoh konkrit dalam Islam tentang nilai-nilai kedisiplinan dalam ibadah bisa dilihat misalnya dalam perkara salat jamaah. Perintah salat wajib lima waktu selama sehari semalam, sebagaimana hadis Nabi saw, sangat dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Nilai pahala salat wajib secara berjamaah adalah dua puluh tujuh derajat dibanding salat sendirian yang hanya bernilai satu derajat. Dari sini, dapat dipahami jika sebagian ulama kemudian menghukumi salat jamaah sebagai sunnah muakkadah, sementara sebagian ulama lain menghukuminya wajib.
Salat jamaah jelas membutuhkan disiplin. Karena, umumnya salat jamaah dikerjakan bersama-sama di masjid atau mushalla tidak lama setelah azan berkumandang yang diikuti dengan iqamah. Maka hal yang harus dilakukan dalam hal ini ialah meninggalkan segala kesibukan dan bergegas ke Masjid untuk memperoleh nilah salat jamaah. Dan di sinilah pentingnya nilai disiplin.
            Bila menilik perjalanan hidup Nabi Muhammad saw, kita akan tahu bahwa dibalik kesuksesan dakwah Rasul terdapat kedisiplinan yang selalu beliau terapkan baik kepada diri sendiri maupun kepada para sahabat. Kemenangan yang selalu diraih umat islam di medan perang tidak lain berkat kedisiplinan yang selalu dipegang para sahabat. Strategi peperangan yang telah diracik baik saat perang Badar, perang Khandak maupun perang lainnya selalu dipatuhi oleh para sahabat dan dijalankan sesuai rencana hingga perang berakhir.
Ini berbeda halnya ketika perang Uhud. Terdapat tindakan indisipliner yang dilakukan para sahabat Nabi saw yang mengakibatkan kekalahan tentara muslimin di medan perang. Singkat cerita, ketika pasukan Islam yang sedikit itu untuk kedua kalinya mencatat kemenangan besar atas Makkah, suatu kemenangan yang tidak kalah mengesankan daripada kemenangan yang mereka peroleh di medan badar, terjadilah kesalahan fatal yang dilakukan mayoritas pasukan pemanah. Kesalahan ini membalikkan total keadaan dan menyebabkan kerugian besar di pihak pasukan islam, bahkan hampir menjadi penyebab terbunuhnya Nabi Muhammad saw.
Sebagaimana kita bahwa Rasulullah saw dengan tegas memerintahkan para pasukan pemanah agar tetap di gunung dalam situasi apapun, baik menang ataupun kalah. Akan tetapi, ketika mereka melihat pasukan islam yang lain sedang mengumpulkan ghanimah (harta rampasan perang musuh), ego mereka yang cinta dunia menang. Sebagian berkata kepada yang lain, “Ghanimah, ghanimah, ghanimah, para sahabat kalian telah menang, apa lagi yang kalian tunggu?” Ketika itu komandan Abdullah bin Jubair berkali mengingatkan akan perintah-perintah Rasulullah saw. dia berkata, “Apakah kalian lupa pesan Rasulullah saw kepada kalian?”
Hanya saja mayoritas pasukan pemanah tidak peduli peringatan tersebut. Kemudian empat puluh prajurit atau lebih dari pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka di bukit dan bergabung dengan mayoritas pasukan yang mengumpulkan ghanimah. Dengan demikian bagian belakang pasukan Islam tidak terlindungi. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Khalid bin al-Walid, yang kemudian berputar dengan sangat cepat, hingga sampai di belakang pasukan islam. Tidak berapa lama kemudian ia membantai Abdullah bin Jubair dan pasukan pemanah yang tersisa, kemudian menyerbu pasukan islam dari belakang mereka. Pasukan berkuda anak buah Khalid bin al-Walid berteriak, memanggil pasukan musyrikin lain yang telah kalah. Sehingga pasukan islam terkepung dari depan dan belakang, terjepit di tengah-tengah medan pertempuran. Maka akhirnya pasukan islam pun mengalami kekalahan di medan Uhud.
Demikian contoh pentingnya kedisiplinan dalam keadaan apapun, terlebih dalam hal-hal yang sangat krusial seperti peperangan. Itu pula yang diwariskan para ulama, dimana mereka selalu menjaga kedisiplinan baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Sehingga wajar jika mereka meraih kesuksesan baik dalam kehidupan maupun berdakwah menyebarkan agama islam.

Tidak ada komentar :