Selamat Datang di Dunia olient_online

Selamat Datang di Dunia Mini olient_online

Selasa, 29 Desember 2009

Antara Tidak Berubah dan Terus Berubah-ubah


           Alam senantiasa berubah, demikian sunnatullah yang tidak dapat kita ingkari. Demikian halnya keadaan kehidupan manusia yang meniscayakan perubahan waktu demi waktu. Sementara roda kehidupan terus berputar semakin menuju pada titik terakhirnya. Hari ini seseorang berada di sisi atas, bisa jadi esok hari berubah ke sisi bawah. Bisa jadi saat sekarang anda dimuliakan, tapi tidak menutup kemungkinan nanti anda akan terhina. Maka demikianlah laju perputaran kehidupan yang dinamis. Semua berkelindan dalam garis takdirnya. Tapi tahukah teman, bahwa kita dapat merubah keadaan diri sendiri! Sebagaimana anjuran ikhtiar yang diisyaratkan Allah dalam petikan ayat, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu merubah dengan diri mereka sendiri".
            Dewasa ini zaman terus berkembang pesat menuju arah kemajuan. Semua orang bersaing ketat dalam kompetisi meraih kesuksesan di era yang makin mengglobal ini. Semua pribadi bersaing sengit mengerahkan segenap tenaga dan pikiran dalam menyongsong masa depan, mengingat keadaan zaman semakin menuntut kecakapan dan kelihaian dalam menyulap setiap peluang berbuahkan uang. Kendati hukum alam telah menjelaskan bahwa kehidupan manusia bak roda, kadang di atas kadang di bawah, akan tetapi sangat logis bila semua pribadi menginginkan selamanya dalam kesuksesan dan kecemerlangan. Tinggal apakah bekal yang mestinya disiapkan untuk menyongsong itu semua ?
            Maka perlu diketahui bahwasannya terdapat dua tipe manusia yang mustahil menoreh kesuksesan di era sekarang. Adalah mereka yang enggan berubah dan mereka yang selalu berubah-ubah. Orang yang tidak mau berubah akan selalu tertinggal oleh kompetitor lain yang lebih dinamis dalam mengarungi hidup. Orang-orang yang demikian ini akan selalu terpinggirkan di masyarakatnya. Mereka cenderung stagnan dan sulit menuai kemajuan. Padahal, zaman semakin ke depan akan senantiasa berubah dan menuntut pelaku hidup untuk maju.
            Pada kenyataannya, orang-orang yang konsisten dalam ketidakberubahan lebih banyak memegang prinsip tertutup dari dunia luar lingkungannya. Kebanyakan dari mereka memiliki potensi menuju kesuksesan. Hanya saja, terperangkap pada satu prinsip yang sudah tiada relevan di zaman ini. Celakanya lagi bila prinsip yang demikian ini dikaitkan pada ajaran agama.
           Rasanya tidaklah sulit menemukan orang-orang yang masing berpegang pada ketertutupan dan ketidakberubahan. Masih banyak, khususnya di desa-desa, orang-orang yang menghendaki selamanya hidup di desa dan mengarungi hidup dengan apa adanya. Mereka enggan mengenal dunia modern yang dianggap hanya akan mengkontaminasi kehidupan mereka ke arah kesesatan dan ketidakbenaran dalam beragama. Sementara bila ada orang luar yang berkiprah di lingkungannya, ironis mereka gesit untuk mengintimidasi dan mencari-cari kesalahannya. Sekalipun kiprah orang luar itu demi kemajuan masyarakat, bahkan kemajuan di bidang agama sekalipun.
            Kemudian satu lagi tipe manusia yang jauh dari kesuksesan ialah mereka yang selalu berubah-ubah. Manusia yang demikian ini lebih dominan kepada mereka yang tidak berprinsip dan tidak berpendirian hidup. Tapak jalan kehidupan yang mereka lalui tanpa ada arah yang jelas dan selamanya hanya akan menjadi bumbu-bumbu kehidupan. Kata orang jawa bilang, "melu grubyuk ora ngerti rembuk". Mereka hinggap kesana-kemari di berbagai bidang tanpa pernah konsisten untuk menggeluti satu bidang tertentu. Sedangkan potensi diri yang mereka miliki seolah menjadi semu oleh ketidakkonsistenan dalam usaha meraih kesuksesan. Padahal, di era yang sarat persaingan menuntut setiap pribadi untuk memiliki ketrampilan matang di bidang tertentu guna memenuhi kebutuhan yang serba maju. Ujung-ujungnya mereka terpelanting keluar arena persaingan merebutkan kesuksesan. Maka pada akhirnya, kedua tipe manusia di atas akan punah digilas oleh perubahan.
            Belakangan muncul satu pertanyaan, jika tipe manusia yang niscaya punah ditelan zaman ialah mereka yang konsisten pada ketidakberubahan dan mereka yang terus berubah-ubah, lalu tipe manusia yang bagaimanakah yang akan merajut kesuksesan?
            Adalah mereka yang senantiasa beradaptasi terhadap keadaan dan perubahan zaman. Seeorang akan nyaman berbaur dan diterima oleh masyarakat manakala ia mampu beradaptasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Untuk menjangkau semua itu diperlukan sudut pandang pemikiran yang terbuka terhadap segala hal dunia luar. Sudah semestinya mereka selalu mengikuti kemajuan dan perkembangan zaman kekinian. Dengan demikian keeksisan mereka dalam sosialisasi kehidupan akan diperhitungkan.
            Pada dasarnya, tidak semua hal yang berbau modern dan globalisasi akan menyesatkan. Tidak pula keputusan untuk terbuka terhadap dunia luar serta merta akan mencederai kualitas dan kuantitas keimanan serta pengejawantahan ibadah kepada Tuhan. Gemerlap dan warna-warni era modern hanyalah wahana dan merupakan konsekuensi logis atas keberadaan alam yang senantiasa berubah. Sedangkan sisi baik-buruknya terletak dan tergantung pada pemakai dan sudut pandang pemakaiannya. Bila dimanfaatkan untuk atau dengan cara keburukan, imbasnya ialah kesesatan dan kehancuran. Sedang jika dimanfaatkan untuk atau dengan cara kebaikan, maka tiada lain kecuali balasan berupa kebaikan serta pahala. Kiranya tidaklah sedikit hal-hal yang bernilai positif dari masa ke masa. Dan sangat mungkin bila era modern adalah ladang untuk beribadah kepada Tuhan sekaligus menuai kesuksesan.
           Sejak dahulu kala sejarah telah mencatat bahwasannya Jepang pada awal mulanya merupakan Negara biasa yang menutup diri dari intervensi Negara lain. Baru setelah Negara tersebut membuka lebar-lebar politik keterbukaannya yang disebut dengan Restorasi Meiji, saat itulah Jepang beranjak menjadi Negara maju. Negara tersebut mampu memanfaatkan moment keterdesakan oleh Negara lain menjadi peluang dan tonggak untuk mewujudkan Jepang Macan Asia. Diantara politik yang mereka adopsi ialah menyekolahkan anak bangsa setinggi-tingginya ke Negara-negara yang telah terlebih dahulu maju. Selain juga mendatangkan intelektual-intelektual hebat dari luar negeri untuk memberi pendidikan kepada para pelajar Jepang.
            Demikianlah seharusnya yang harus kita lakukan di tengah arus globalisasi yang sudah tidak dapat dibendung lagi. Kita harus mampu menjadi hamba yang sholeh yang dalam Al-Qur'an akan mewarisi dan memimpin kehidupan serta peradaban bumi. Tidaklah perlu merasa takut dan gamang untuk menghadapi globalisasi. Ambillah hal-hal yang positif dari era ini, sebagaimana motto orang NU "Al Muhafadhotu ala al qodimi as sholih wa al akhdzu bi al jadidi al ashlah".
           Pada akhirnya, keputusan untuk terbuka terhadap dunia modern cukuplah berat. Yang mesti digarisbawahi ialah bahwa diperlukan pondasi iman dan benteng keilmuan agama yang kuat dan mumpuni sebelum terjun dan berbaur dengan dunia modern yang tanpa batasan, agar tidak tersesat dan terombang-ambing oleh permainan duniawi. Jika hal demikian telah didapatkan, keterbukaan terhadap segala hal dengan tetap bijak dalam memilih dan memilah baik-buruk merupakan sebuah keniscayaan untuk membuka gerbang kesuksesan.
            Mari kita sapa gerbang 2010 dengan target dan obsesi maksimal untuk memperoleh kesuksesan dunia-akhirat. Dan tergesalah untuk berbuat kebaikan sepanjang waktu, niscaya kebaikan pula yang hendak kalian dapatkan. Selamat berjuang……………..

Brakas, penghujung 2009

Tidak ada komentar :