Selamat Datang di Dunia olient_online

Selamat Datang di Dunia Mini olient_online

Jumat, 15 Februari 2013

KH. Sya'roni Ahmadi; Penjaga Moral Kota Kretek


            Ribuan orang berbondong-bondong menuju gedung itu. Setelah menyelesaikan jama’ah shalat Maghrib, seakan tak mau ketinggalan, dengan berbekal sebuah buku catatan kecil aku bergegas mempercepat langkah. Karena luas gedung yang terbatas maka jama’ah pun mengular di jalanan. Aku berjejal-jejal mencari posisi agak depan. Sejenak kemudian kami para jama’ah berdiri memberi sambutan seraya melantunkan bait-bait “thola’al badru”. Seremonial itu berhenti ketika seseorang memasuki ruangan dan duduk paling depan menghadap kami.
Penuh wibawa beliau mengucap salam. Dengan sorot wajah yang teduh kemudian mengumandangkan tilawah beberapa ayat Al-Qur’an. Ujud dan umur yang telah renta menjadikan nafasnya tak kuat lagi melengkingkan suara panjang. Tapi tak mengurangi kefasihan dan kekhidmatan kami yang mendengarkan. Tilawah kini usai. Dilanjutkan pembacaan doa yang kuketahui di kemudian hari adalah “hizbun nashr”. Kami membaca bersama-sama dengan dipimpin oleh beliau. Pembacaan selesai dan dilanjutkan dengan pengajian inti.

Selasa, 12 Februari 2013

Dunia Sufi: Sebuah Seni Menata Hati

            Lafadz tasawwuf adalah bentuk masdar dari tasawwafa yatasawwafu tasawwuf. Secara etimologi ada banyak teori tentang akar dari kata tersebut. Diantaranya dari kata shafwa, berarti bersih (suci) atau shaffa’. Kemudian Shuffah, yaitu bangku di sebuah ruangan samping masjid Rasulullah di Madinah, dimana mereka yang tinggal disitu adalah orang-orang fakir yang meninggalkan dirinya dan terpisah dari keluarganya. Ada pula shaufanah, sebangsa buah-buahan kecil berbulu. Dan shaff, barisan dalam shalat.
Namun dari teori-teori tersebut mengerucut kepada sebuah devinisi secara terminologi, yakni pensucian diri atau hati. Di dalamnya mengandung makna, yakni upaya keras manusia untuk mempererat hubungan vertikal antara dirinya dengan sang Kholik (lebih jauh lagi). Dimensi hubungan itu berada di luar orbit lahiri, yakni mengambil tempat dalam dimensinya yang esoteris sesuai dengan sifat Tuhan sebagai Dzat yang Maha Ghaib dari segala yang ghaib. Karena Tuhan (Allah SWT) merupakan tujuan utamanya, maka segala hal yang berorientasi lahiri (duniawi) dielakkannya.

Jumat, 08 Februari 2013

NABAWI: Tongkat Estafet Dunia Layout


            Nyaris, semenjak mundur dari keanggotaan Majalah AMANAT Himpunan Siswa Mathali’ul Falah beberapa tahun lalu, aku tak lagi bersentuhan dengan dunia layout. Dunia tata letak dan desain per-buku-an yang menjadi pintu gerbang keorganisasianku ketika itu. Masih teringat aku menjejakkan kaki di Mathali’ul Falah baru empat bulan. Menyelami sendi-sendi kewibawaan Mathali’ul Falah pun belumlah sedalam. Lonceng istirahat berdenting. Seseorang memasuki kelas menempelkan selembar kertas. Kubaca. Pengumuman pelatihan jurnalistik akan diadakan selama tiga hari liburan catur wulan.
            Singkat cerita aku mengikuti pelatihan itu selama tiga hari. Mental, bakat dan imajinasi diuji dan digembleng sedemikian rupa. Pelatihan usai. Para peserta harus mem-follow up pelatihan itu dengan menerbitkan buletin magang bulanan. Dan inilah jabatan baruku. Layout: Ulin Nuha. Wah ini nggak bener, pikirku.