Selamat Datang di Dunia olient_online

Selamat Datang di Dunia Mini olient_online

Selasa, 30 September 2014

Membaca Ulang “Asbab an-Nuzul” al-Wahidi


A.    PENGANTAR
Secara umum ayat-ayat al-Quran dapat kita kelompokkan dalam dua sub menu. Pertama ialah ayat-ayat yang diturunkan tanpa didasari sebab-sebab kejadian tertentu. Ia semata-mata sebagai petunjuk bagi manusia menuju kebenaran. Ini dapat kita temui di banyak ayat al-Quran. Kedua ialah ayat-ayat yang turun karena ada sebab-sebab kejadian tertentu yang melatarbelakanginya. Dan inilah yang akan menjadi kajian kita dalam makalah ini.
Sebab-sebab turunnya ayat al-Quran atau yang dalam istilah ilmu al-Quran dikenal dengan asbabun nuzul merupakan komponen penting dalam rangka memahami isi al-Quran. Betapa tidak? Tidak semua ayat al-Quran dapat kita pahami hanya setelah mengetahui arti katanya saja. Tidak menutup kemungkinan kita justru akan terjerumus pada kesalahan pemahaman jika mengabaikan asbabun nuzul-nya.
            Untuk itu, kajian asbabun nuzul kiranya menjadi sebuah keniscayaan guna memahami isi kandungan al-Quran. Pada realitanya, kajian ini telah dipelopori oleh banyak ulama terdahulu. Diantaranya ialah Maimun bin Mahrawan (w. 117 H) dengan Tafsil li Asbabit Tanzil, Ali bin al-Madini (w. 234 H) dengan Asbabun Nuzul, Abdurrahman bin Muhammad bin Isa bin Futhais (w. 402 H) dengan al-Qashash wal Asbab allaty Nazala min Ajallihal Quran.
Kemudian disiplin ilmu ini mengalami tumbuh kembang ketika al-Wahidi (w. 468 H) menelurkan karya Asbabu Nuzulil Quran, Abu al-Faraj ibn al-Jauzi (w. 597 H) dengan Asbabun Nuzul, al-Ja’bari (w. 732 H) dengan ‘Ajaibun Nuqul fi Asbabin Nuzul, Ibnu Hajar (w. 852 H) dengan al-Ajab fi Bayanil Asbab, al-Suyuthi (w. 911 H) dengan Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, dan lain sebagainya.[1]